CDIA IPO: Saham Baru Punya Prajogo Pangestu, Layak Masuk Watchlist?
“Loh, ini saham siapa sih? Kok rame banget?”
Itu reaksi pertama gue waktu liat CDIA mulai seliweran di linimasa X (Twitter) dan grup-grup saham. Biasa kan ya, tiap ada saham baru IPO, pasti rame. Tapi CDIA ini beda. Bukan cuma karena harganya seratusan rupiah doang, tapi karena ternyata… ini anak usaha dari kerajaannya Prajogo Pangestu!
Nah loh, makin penasaran kan? Yuk gue ajak lu ngulik bareng soal IPO CDIA ini—dari siapa mereka, kenapa bisa rame, sampai worth it nggaknya buat masukin ke portofolio.
CDIA Itu Siapa, dan Kenapa Tiba-Tiba IPO?
CDIA adalah singkatan dari PT Chandra Daya Investasi Tbk. Nama perusahaannya sih nggak terlalu “ngetop” di permukaan. Tapi waktu gue cari tau lebih dalam, ternyata ini anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)—perusahaan petrokimia raksasa yang juga dikendalikan oleh Prajogo Pangestu, salah satu orang terkaya di Indonesia.
Nah, CDIA ini dibentuk buat fokus ke investasi dan pengembangan bisnis energi, terutama di bidang energi baru dan terbarukan (EBT). Jadi arahnya jelas: mereka mau jadi kendaraan investasi untuk memperluas cengkeraman bisnis energi dari grup Prajogo. Dengan kata lain, CDIA itu semacam "tentakel baru" dari kerajaan bisnisnya.
Saat IPO, CDIA ngelepas sekitar 4,04 miliar saham baru ke publik—setara dengan 5,91% dari total saham. Harga penawarannya? Rp 190 per saham. Super murah, ya, kayak saham-saham ecek-ecek. Tapi jangan salah, ini beneran perusahaan serius.
Kenapa IPO CDIA Jadi Sorotan?
1. Karena Ini Saham “Turunan” Prajogo Pangestu
Buat lo yang baru di pasar saham, mungkin belum terlalu familiar dengan nama Prajogo Pangestu. Tapi di kalangan investor, beliau itu salah satu big boss bursa. Bisnisnya mencakup energi, petrokimia, pertambangan, dan kini merambah EBT.
IPO CDIA ini jadi semacam “perpanjangan tangan” dari kerajaan bisnisnya. Banyak yang ngarep bisa naik kayak saham-saham grupnya yang lain, misalnya BREN, CUAN, TPIA, atau PTRO. Dan yah… karena “efek Prajogo”, antusiasme pasar pun langsung membuncah.
2. Harga IPO Murah Banget
Rp 190 per lembar. Murahnya kayak gorengan depan gang. Tapi beda ya, ini bukan saham gorengan abal-abal. Karena berada di bawah grup besar, investor retail langsung ngerubung.
3. Langsung ARA Pas Listing
Hari pertama listing, CDIA langsung ARAnya retail (naik 35%). Luar biasa. Kayak balapan. Banyak yang untung kilat, banyak juga yang kejebak FOMO. Tapi itu biasa, namanya juga saham IPO.
Jadi, CDIA Ini Bakal Jadi CUAN Baru?
Nah, ini bagian menariknya. Banyak yang nyebut CDIA sebagai “penerus CUAN”, karena sama-sama bagian dari konglomerasi Prajogo. Tapi gue pribadi lebih suka ngebandingin dari sisi niat dan posisi strategisnya.
Kalau CUAN main di batu bara, CDIA ini diplot buat energi hijau dan investasi. Jadi beda segmen. Tapi karena ada “nama besar” di belakangnya, ekspektasi pasar jadi tinggi. Gampangnya, banyak yang percaya saham ini bakal dirawat dan disuntik proyek-proyek strategis ke depannya.
Tapi tetap, jangan karena ada embel-embel “anak Prajogo” terus mikir semua pasti cuan. Gue selalu ingat pepatah klasik: "Semua investasi ada risikonya." Dan di dunia saham, euforia bisa sangat menyesatkan kalau nggak dibarengi analisa.
Fakta Unik Seputar CDIA
Beberapa hal yang menurut gue menarik dan mungkin belum banyak dibahas:
- Pemegang saham pengendali CDIA adalah TPIA (Chandra Asri Pacific), yang artinya CDIA satu grup dengan perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.
- CDIA sempat disebut akan fokus ke proyek-proyek energi hijau dan investasi strategis nasional. Jadi arahnya bukan cuma trading saham doang, tapi juga bisa jadi semacam "holdco" buat anak-anak usaha energi masa depan.
- IPO-nya disebut-sebut sebagai bagian dari langkah grup Prajogo membentuk ekosistem energi terintegrasi—dari hilir ke hulu.
Worth It Buat Dipegang Nggak?
Jawaban jujurnya: tergantung niat lo dan seberapa sabar lo.
Kalau lo tipe trader jangka pendek yang suka main cepat, CDIA bisa jadi ladang profit asal tau kapan keluar. Tapi kalau lo investor jangka menengah-panjang yang pengin duduk manis dan nunggu hasil, CDIA juga layak dipantau—apalagi kalau mulai muncul proyek-proyek barunya.
Tapi tetap: pantau laporan keuangan dan aksi korporasi. Jangan beli cuma karena ikut-ikutan. Karena sekuat apapun nama besar di belakangnya, kalau secara fundamental nggak berkembang, ya ujung-ujungnya bisa sideways bahkan turun juga.
Anak Sultan Bisa Bikin Kaya?
CDIA ini jelas bukan saham recehan. Meski harganya 190-an, tapi yang punya “orang besar”. Di dunia saham, itu bisa jadi hal penting. Tapi tetap, buat gue pribadi, masuk saham kayak gini harus pake logika, bukan sekadar euforia.
Gue sendiri masih mantau, belum beli. Tapi kalau nanti CDIA mulai diumumkan dapet proyek energi gede, atau anak usahanya makin aktif—mungkin baru gue masukin ke portofolio.
Gimana menurut lo? Udah masuk CDIA? Atau masih mikir-mikir? Yuk share pengalaman atau opini lo di kolom komentar. Siapa tau bisa saling tukar insight! 🚀
Posting Komentar