Cara Baca Bid dan Offer Saham

Table of Contents






Pernah nggak kamu lihat tampilan harga saham di aplikasi trading, terus bingung banget sama angka-angka yang berjejer di kolom “bid” dan “offer”? Dulu aku juga gitu, jujur aja. Rasanya kayak lihat kode Matrix, padahal cuma pengen beli saham satu lot doang 😅

Nah, di artikel kali ini aku mau ngobrol santai aja soal cara membaca bid dan offer saham, biar kamu nggak salah langkah pas mau masuk pasar. Ini bukan materi yang ribet kok, asal kamu ngerti logikanya, justru bisa bantu kamu ambil keputusan lebih bijak.


Apa Itu Bid dan Offer?

Oke, kita mulai dari dasarnya dulu. Bid itu artinya harga yang diminta oleh pembeli saham. Sementara offer (kadang disebut juga “ask”) itu harga yang diminta oleh penjual saham.

Gampangnya, bayangin kamu di pasar. Kamu mau beli cabai, kamu bilang: “Saya mau beli cabai Rp20.000 per kilo.” Itu bid.

Penjualnya jawab: “Cabainya Rp22.000, ya.” Nah, itu offer.

Sama aja di pasar saham. Di situ kamu bakal lihat antrian para pembeli dan penjual lengkap dengan harga dan jumlah lot. Tujuannya ya jelas: pembeli pengen harga serendah mungkin, penjual pengen harga setinggi mungkin. Dan... di tengah-tengah itulah transaksi terjadi.


Tampilan Bid-Offer di Aplikasi Trading

Kalau kamu buka aplikasi seperti MOST, IPOT, Stockbit, atau lainnya, biasanya kolom bid dan offer akan tampil seperti ini:

Bid                 Offer  
Rp1.000 x 5 lot     Rp1.005 x 3 lot  
Rp995  x 2 lot      Rp1.010 x 4 lot  
Rp990  x 1 lot      Rp1.015 x 6 lot  

Artinya:

  • Ada yang mau beli di harga Rp1.000 sebanyak 5 lot.
  • Ada yang mau jual di harga Rp1.005 sebanyak 3 lot.

Kalau kamu pasang beli di harga Rp1.005, langsung match tuh, karena ada yang jual di harga segitu. Tapi kalau kamu pasang beli di Rp1.000, ya harus antri sampai ada penjual yang mau jual di harga itu.


Kenapa Penting Baca Bid-Offer?

Ini hal yang sering disepelekan pemula. Padahal, dari bid-offer aja kita bisa tahu banyak hal:

1. Tingkat Likuiditas

Semakin banyak antrian di bid dan offer (baik jumlah harga maupun lot-nya), tandanya saham itu likuid. Artinya, gampang buat jual beli.

Kalau kolom bid-offer sepi banget, misal cuma ada 1 lot di bid dan 1 lot di offer... duh, mending hati-hati deh. Bisa jadi sahamnya nggak banyak yang minat.

2. Arah Pergerakan Harga

Kamu bisa “mengintip niat pasar” dari bid-offer ini.

Misalnya:

  • Bid tebal, offer tipis → kemungkinan harga akan naik.
  • Offer tebal, bid tipis → kemungkinan harga bakal turun.

Tapi ingat, ini bukan jaminan 100% ya. Pasar bisa berubah dalam hitungan detik. Tapi setidaknya kamu bisa lebih siap dan nggak asal klik beli atau jual.

3. Strategi Entry dan Exit

Dulu aku sering nyangkut karena asal beli aja. Nggak lihat antrian offer, eh, taunya beli di harga tinggi pas puncak-puncaknya. Terus turun deh... nangis di pojokan 😭

Sekarang, aku lebih sabar. Kalau lihat offer tebal, kadang aku pasang beli satu atau dua tik di bawah. Nunggu. Kalau match, bagus. Kalau nggak, ya udah... nggak dipaksa. Karena kalau kamu ngejar-ngejar harga, itu biasanya berakhir nggak enak.


Tips Membaca Bid-Offer Buat Pemula

Biar kamu makin jago, ini beberapa tips berdasarkan pengalamanku:

Perhatikan Rasio Bid-Offer

Kalau bid lebih banyak dari offer, bisa jadi pertanda ada buying pressure. Tapi coba lihat juga apakah lot-nya besar atau cuma numpang lewat.

Kadang ada “jebakan Batman” loh — antrian tebal tapi tiba-tiba hilang. Itu bisa aja ulah bandarmologi... jadi tetap waspada ya!

Pantau Pergerakan Real-Time

Lihat juga seberapa cepat bid dan offer berubah. Kalau tiap detik berubah, berarti sahamnya aktif banget. Cocok buat kamu yang suka scalping atau trading cepat.

Tapi kalau kamu investor jangka panjang, mungkin bid-offer nggak terlalu penting. Kamu lebih fokus ke fundamental dan harga wajar.

Gunakan Fitur Market Depth

Beberapa aplikasi punya fitur market depth yang bisa nunjukin lebih banyak level harga di bid dan offer. Ini bantu banget buat lihat posisi yang paling ramai.

Kamu juga bisa tahu di harga berapa banyak orang “numpuk”, jadi bisa ambil keputusan lebih tajam.


Cerita Dikit: Pengalaman Pertamaku Salah Baca Bid-Offer

Waktu pertama kali beli saham, aku mikirnya asal klik “Buy” aja. Lihat harga Rp1.500, aku beli. Eh, taunya harga udah naik ke Rp1.520... jadi aku match di harga mahal.

Dan parahnya, sahamnya langsung turun ke Rp1.480. Gubrak! Itu karena aku nggak ngerti posisi bid-offer. Aku nggak tahu bahwa sebenarnya banyak yang lagi jualan, tapi aku malah nyamber tanpa pikir panjang.

Setelah itu, aku belajar lebih sabar. Baca antrian. Cek volume. Pelan-pelan aku paham ritme-nya, dan untungnya sekarang udah lebih sering dapet harga bagus.


 Yuk Latihan Baca Bid-Offer dari Sekarang!

Intinya, belajar baca bid dan offer itu bagian penting dari perjalanan kamu di dunia saham. Nggak susah kok, asal sering latihan dan observe.

Coba deh, pas market buka, kamu pantau satu saham aja selama 10–15 menit. Lihat antriannya, lihat siapa yang tebal, siapa yang tipis. Dari situ kamu bakal mulai ngerti pola.

Kalau kamu punya pengalaman unik soal bid-offer, atau masih bingung, boleh banget share di kolom komentar (kalau ini di blog ya). Aku juga seneng ngobrol-ngobrol soal saham, apalagi sama sesama pemula yang lagi belajar bareng 💬

Selamat belajar, dan semoga cuan terus! 🚀📈









Posting Komentar