TINS - Timah Tbk

 


Saham TINS: Prospek, Risiko, dan Peluang Investasi di Emiten Tambang Timah Nasional



Profil Singkat PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (kode saham: TINS) merupakan perusahaan tambang milik negara yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, pengolahan, dan pemasaran logam timah. Perusahaan ini adalah bagian dari Holding BUMN Pertambangan (MIND ID) bersama dengan Antam, Bukit Asam, dan Inalum.

Didirikan pada tahun 1976 dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1995, TINS adalah salah satu produsen timah terbesar di dunia dengan wilayah operasional utama di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.

📊 Analisis Fundamental Saham TINS 2025


🔹 Kinerja Keuangan Terkini

Pendapatan Kuartal I 2025: Rp2,05 triliun, meningkat 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba Bersih Kuartal I 2025: Rp116 miliar, melonjak 295% dari Rp29,5 miliar pada kuartal I 2024.

Target Laba Bersih 2025: Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun, dengan proyeksi pendapatan Rp12 triliun–Rp13 triliun.  


🔹 Proyeksi dan Valuasi

Harga Timah Global: Diperkirakan berada di kisaran US$29.000–US$31.000 per ton pada 2025, didorong oleh permintaan dari Jepang dan China.

Target Harga Saham: Sucor Sekuritas menetapkan target harga Rp1.740 per saham, mencerminkan potensi kenaikan sekitar 61% dari harga saat ini.

Price to Earnings Ratio (PER) 2025: Diperkirakan sekitar 9,4 kali, menunjukkan valuasi yang menarik dibandingkan rata-rata sektor. 


🔹 Faktor Pendukung Fundamental

Permintaan Global: Peningkatan permintaan timah untuk industri elektronik, kendaraan listrik, dan energi terbarukan.

Reformasi Regulasi: Pemerintah Indonesia memberlakukan reformasi tata kelola industri timah, termasuk pembatasan produksi dan peluncuran sistem pelacakan Simbara, yang dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi.

Efisiensi Operasional: Penurunan biaya kas dan restrukturisasi organisasi anak perusahaan diharapkan meningkatkan profitabilitas.  



---

📈 Analisis Teknikal Saham TINS 2025

🔹 Indikator Teknikal Terkini (per 2 Mei 2025)

Relative Strength Index (RSI): 34,069 – menunjukkan kondisi mendekati oversold.

Moving Average Convergence Divergence (MACD): -1,001 – sinyal bearish.

Moving Averages:

MA5: Rp1.121 – sinyal jual.

MA50: Rp1.122 – sinyal jual.

MA200: Rp1.005 – sinyal beli.  



🔹 Pola Grafik dan Strategi Trading

Pola Falling Wedge: Terbentuk pada awal 2025, mengindikasikan potensi pembalikan arah dari tren turun ke tren naik.

Pola Double Bottom: Teridentifikasi pada Januari 2025, dengan target harga di Rp1.350.

Strategi Trading:

Buy Area: Rp950–Rp1.000.

Target Profit: Rp1.230–Rp1.350.

Stop Loss: Rp925–Rp990. 



Faktor Pendorong Harga Saham TINS

1. Harga Timah Dunia

Sebagai komoditas utama yang dihasilkan, harga timah global menjadi penentu utama profitabilitas TINS. Harga timah sempat menyentuh level tinggi di atas USD 40.000/ton pada 2022, namun kini kembali turun ke kisaran USD 25.000/ton.

2. Kebijakan Ekspor Pemerintah

Pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi komoditas tambang, termasuk timah. Ini dapat menghambat volume ekspor TINS, namun juga membuka peluang peningkatan nilai tambah melalui pabrik pengolahan lokal.

3. Investasi dan Efisiensi

TINS berencana membangun smelter dan menjajaki kerja sama dengan mitra internasional untuk meningkatkan efisiensi produksi. Jika terealisasi, ini bisa menjadi katalis positif bagi kinerja jangka panjang.

4. Isu Lingkungan dan Tambang Ilegal

Tambang timah ilegal masih menjadi tantangan besar di Bangka Belitung. TINS aktif bekerja sama dengan pemerintah dalam program penertiban, yang berpotensi mengamankan pangsa pasar dan menciptakan persaingan sehat.

Risiko Investasi Saham TINS

  • Volatilitas harga timah yang tinggi di pasar global.
  • Ketergantungan pada ekspor dan potensi hambatan regulasi.
  • Kinerja keuangan yang negatif dalam jangka pendek.
  • Persaingan dari tambang ilegal dan isu ESG (Environmental, Social, Governance).

Investor perlu mempertimbangkan risiko-risiko ini sebelum memutuskan membeli saham TINS.

Prospek Jangka Panjang

Meski saat ini menghadapi tekanan, TINS memiliki potensi jangka panjang yang menarik. Beberapa analis memproyeksikan bahwa:

  • Permintaan global untuk timah (khususnya untuk solder elektronik, baterai, dan kendaraan listrik) akan terus meningkat.
  • Program hilirisasi bisa menjadi nilai tambah jika TINS mampu mengembangkan industri pengolahan timah dalam negeri.
  • Sebagai bagian dari MIND ID, TINS memiliki akses dukungan dari pemerintah dan peluang sinergi antar BUMN tambang.

Jika perusahaan berhasil melakukan transformasi dan efisiensi, saham TINS bisa menjadi turnaround stock yang menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan.

Kesimpulan: Apakah Saham TINS Layak untuk Investasi?

Saham TINS cocok untuk investor:

  • Yang menyukai saham komoditas dengan potensi rebound.
  • Yang siap menghadapi volatilitas jangka pendek.
  • Yang percaya pada prospek hilirisasi dan perbaikan manajemen BUMN.

Namun, saham ini tidak cocok untuk investor konservatif atau mereka yang mencari kestabilan pendapatan dividen rutin. TINS lebih cocok sebagai bagian dari portofolio diversifikasi sektor tambang.


Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk edukasi dan bukan merupakan rekomendasi beli atau jual. Selalu lakukan riset mandiri atau konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.



Postingan Populer